This Is My Work
Landasan Normatif Manajemen Sumber Daya Insani
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
LANDASAN
NORMATIF MANAJEMEN SUMBER DAYA INSANI PERSPEKTIF AL-QUR’AN”
A. Sebagai Way Of Life ( Pandangan Hidup Manusia)
Pada dasarnya setiap organisasi/perusahaan tidak akan lepas dari keberadaan
sumber daya manusia yang dapat membantu melaksanaan serangkaian aktivitas dalam
pencapaian tujuan perusahaan. Untuk itu diperlukan pula peran aktif manajer
dalam memahami dan mengelola orang- orang yang ada di dalamnya.
Pengelolaan sumber daya manusia harus dilakukan secara efektif dan
effisien. Manajemen sumber daya manusia ini tidak saja mengandalkan pada fungsi
manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian,
namun pada implementasinya, mengandalkan pada fungsi operasional
manajemen SDM seperti rekrutmen, seleksi, penilaian prestasi, pelatihan dan
pengembangan, serta praktek pemberian kompensasi.
Kajian mengenai sumber daya manusia atau dalam konsep Islam disebut dengan
sumber daya insani akan dimulai dari manusia sebagai sebaik-baik makhluk yang
diciptakan oleh Allah swt. Dibekali dengan dua potensi utama yaitu potensi
nafsu dan potensi akal untuk berfikir. Manusia diciptakan tidak lain hanyalah
untuk beribadah kepada Allah swt dan menjalankan peran sebagai khalifah dimuka
bumi ini. Sehingga manusia tidaklah boleh berbuat suatu kerusakan. Dalam hal
ini tidak berbuat kerusakan pula dalam menjalankan kegiatan bisnis.
Namun realitasnya, para pelaku bisnis sering tidak mengindahkan etika.
Nilai moral yang selaras dengan etika bisnis, misalnya toleransi, kesetiaan,
kepercayaan, persamaan, emosi atau religiusitas hanya dipegang oleh pelaku
bisnis yang kurang berhasil dalam berbisnis. Sementara para pelaku bisnis yang
sukses memegang prinsip-prinsip bisnis yang tidak bermoral, misalnya
maksimalisasi laba, agresivitas, individualitas, semangat persaingan, dan
manajemen konflik.
Kunci etis dan moral bisnis
sesungguhnya terletak pada pelakunya. Itu sebabnya misi diutusnya Rasulullah ke
dunia adalah untuk memperbaiki akhlak manusia yang telah rusak. Seorang
pebisnis muslim berkewajiban untuk memegang teguh etika dan moral bisnis islami
yang mencakup husnul khuluq. Pada derajat ini Allah swt
melapangkan hatinya, dan akan membukakan pintu rezeki, dimana pintu rezeki akan
terbuka dengan akhlak mulia tersebut. Akhlak yang baik adalah modal dasar yang
akan melahirkan praktik bisnis yang etis dan moralis.
Manusia sebagai sumber daya penggerak jalannya suatu kegiatan bisnis, harus
mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang diilhami dari shifatul anbiyaa’
atau sifat-sifat para nabi. Sifat-sifat tersebut dapat disingkat dengan SIFAT
pula, yaitu : shiddiq (benar), itqan (profesional), fathanah (cerdas), amanah
(jujur/terpercaya) dan tabligh (transparan).
Profesional secara syariah artinya mengelola suatu usaha/kegiatan dengan
amanah. Profesionalisme dalam Islam dijelaskan dalam Al
Qur’an Surat Al Qashash ayat 26.
“Salah seorang dari kedua
wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja
(pada kita), karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk
bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya". Dalam bisnis
Islami dua faktor yang menjadi kata kunci adalah kejujuran dan keahlian.
Suatu motto dalam manajemen sumber daya manusia adalah menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat atau the right man on the right place. Menempatkan seseorang sesuai dengan keahliannya merupakan salah satu karakteristik profesionalisme Islam. Rasulullah dan para sahabat benar-benar mengimplementasikan nilai-nilai mulia ini dalam kepemimpinannya.
2.
Tujuan Hidup
Sumber Daya Isnani (SDI)
Setelah
mengetahui dan memahami pengembangan sumber daya insani, maka selanjutnya ialah
memahami tujuan SDI. Adapun tujuannya ialah meningkatkan kontribusi produktif
orang-orang yang ada dalam perusahaan melalui sejumlah cara yangbertanggung
jawab secara strategis, etis, dan sosial. SDI ini memengaruhi keberhasilan
setiap perusahaan atau organisasi. Meningkatkan andil insani
sangatlah penting sehingga seluruh
perusahaan membentuk departemen SDI. Dikatakan penting karena departemen SDI tidak
mengontrol banyak andil sperti: modal,
bahan baku, dan prosedur. Manajemen SDI mendorong tiap manajer dan setiap
karyawan untuk melaksanakan strategi-strategi yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Untuk mendukung para pimpinan yang mengoperasikan departemen-depaetemen
atau unit-unit organisasi dalam perusahaan. Manjemen SDI ini harus memiliki
sasaran,sebagaimana dalam firman Allah surah al-Hasyr ayat 18:
$pkr'¯»t úïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# öÝàZtFø9ur Ó§øÿtR $¨B ôMtB£s% 7tóÏ9 (
(#qà)¨?$#ur ©!$# 4
¨bÎ) ©!$# 7Î7yz $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ÇÊÑÈ
“Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Sasaran
merupakan titik puncak tindakan-tindakan apa yang dievaluasi atau juga berperan
sebagai pemeriksa keputusan. Semakin besar sasaran ini ditemui oleh berbagai
tindakan depertmen maka semakin besar andilnya atas kebutuhan-kebutuhan pokok
karyawan dan perusahaan . Adapun sasaran-sasarannya ialah sebagai berikut:
a.
Sasaran
perusahaan
Dalam perushaan
departemen SDI diciptakan untuk membantu para manajer dalam mencapai sasaran
perusahaan. Manajemen SDI bukan merupakan tujuan (hasil), tetapi manajemen SDI
hanya merupakan cara untuk membantu pimpinan yang menyangkiut masalah SDI
perusahaan.
b.
Sasaran
Fungsional
Untuk
mempertahankan kontribusi departemen SDM pada level pada level yang cocok bagi
berbagai kebutuhan perusahaan, maka secara fungsional anatara lain meliputi
pengangkatan, penempatan, dan penilaian.
c.
Sasaran Sosial
Sasaran sosial
ini meliputi keuntungan perusahaan, pemenuhan tuntutan hukum, dan hubungan
manajemen dengan serikat pekerja.
d.
Sasaran Pribadi
Karyawan
Untuk membantu meningkatkan tujuan-tujuan pribadi mereka, setidaknya sejauh tujuan-tujuan tersebut dapat meningkatkan kontribusi individu atas perusahaan. Sasaran pribadi karyawan harsu mampu ditemukan bila mereka ingin dipertahankan dan dimotivasi. Selain itu kinerja dan kepuasan kayawan bisa menurun dan mereka bisa hengkang dari perusahaan. Sasaran pribadi ini meliputi: pelatihan dan pengembangan, penilaian, penempatan, kompensasi dan penugasan.
Dari uraian tujuan manajemen sumber daya insani (SDI) dan sasaran-sasarannya maka dapat dikethaui bahwa tujuan akhir yang ingin dicapai manajemen Sumber daya insani pada dasanya ialah:
Peningkatan efisiensi, dan Peningkatan efektifitas. Dengan melakukan penilaian secara efektif kepada mereka (SDI) untuk memastikan untuk memastikan keberhasilan berkesinambungannya, Peningkatan produktifitas, Tingginya kepuasan kerja karyawan, Tinggi kualitas pelayananm Rendahnya komplain dari pelanggan, Meningkatnya bsinis perusahaan. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersbut secara bertahap perlu dicapai tjuan-tujuan perantara yaitu diperolehnya:
SDI yang memenuhi Syarat dan dapat menyesuaikan diri dengan perusahaan melalui: perencanaan SDI, rekrutmen, seleksi, induksi.
SDI yang memenuhi syarat dengan keterampilan, keahlian, dan pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan melalui: pelatihan dan pengembangan, pengembangan karier.
SDI yang memenuhi syarat yang bersedia bekerja sebaik mungkin melalui: motivasi, penilaian karya, pemberian hadiah dan hukuman.
SDI yang memenuhi syarat yang berdedikasi terhadap perusahaan yang luas terhadap pekerjaannya melalui: kesejahteraan, lingkungan kerja yang sehat dan aman, dan hubungan industrial yang baik.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar