This Is My Work
Pandangan Umar Chaptra tentang Inflasi
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Pandangan Umar Chapra Mengenai Inflasi
Masih tentang inflasi ya, kali ini saya ingin berbagi pandangan tentang inflasi menurut Umar Chapra. sebelumnya pasti sudah tau kan siapa itu M. Umar Chapra, nah beliau ini memiliki ide-ide dan teori yang brilian sekali, nah yuk baca selengkapnya dibawah ini ya, jangan lupa berikan komentar positifmu ..
Penekanan M.Umer Chapra pada perubahan struktural, pada
perlunya membersihkan kehidupan ekonomi dari segala bentuk eksploitasi dan ketidakadilan
serta terhadap saling ketergantungan dari berbagai unsur dalam lingkup
kehidupan Islam, tidak saja merupakan pengingat yang tepat, melainkan juga
berfungsi sebagai agenda kuat untuk reformasi dan rekonstruksi masa depan umat
Islam dalam menata sistem perbankan
Pendapat M. Umer Chapra tentang Upaya Menekan Inflasi
ditinjau berdasarkan stabilitas dalam nilai uang tidak bisa dilepaskan dari
tujuan dalam kerangka referensi yang Islami karena hal ini ditekankan Islam
secara jelas mengenai ketulusan dan keterbukaan dalam berhubungan dengan semua
manusia.
Hal ini merusak efisiensi sistem moneter dan membebani
harga kesejahteraan bagi masyarakat. Ini meningkatkan konsumsi dan mengurangi
tabungan. Ini memperburuk iklim ketidakpastian yang di dalamnya keputusankeputusan
ekonomi diambil, menghambat pembentukan modal dan menjurus kepada
penyalahgunaan sumber daya. Hal ini cenderung untuk mengubah nilai, mendorong
spekulasi (yang tidak diinginkan oleh Islam) dengan dalih kegiatan produktif
(sesuatu yang diidealisasikan oleh Islam) dan meningkatkan kesenjangan
pendapatan (yang dikecam oleh Islam).
Dengan demikian inflasi adalah simptom (gejala) dari
ketidakseimbangan dan tidak cocok dengan penekanan Islam pada keseimbangan dan
ekuilibrium. Menerima saja inflasi sama dengan menerima penyakit dan membiarkan
hilangnya kemampuan perekonomian untuk bergerak secara reflek. Negara-negara
yang mempunyai kemampuan besar untuk mengatasi tekanan-tekanan inflasi adalah
yang paling berhasil dalam mencapai dan memelihara tingkat pertumbuhan ekonomi
dan employment (tenaga kerja) yang lebih tinggi. Inflasi di negara miskin
ataupun kaya mempunyai konsekuensi yang sama dalam membuat distorsi
(penyimpangan) output (hasil), meremehkan efisiensi dan investasi yang
produktif dan dalam mendorong ketidakadilan dan ketegangan sosial. Satu-satunya
cara untuk mengakhiri inflasi hanyalah menanggulangi akar sebab-sebabnya.
Lebih dari itu, inflasi bertentangan dengan perekonomian
bebas riba karena mengikis pelan-pelan keadilan sosial. Meskipun Islam
menekankan keadilan kepada peminjam tidak berarti Islam setuju dengan perlakuan
tidak adil kepada pemberi pinjaman. Tidak perlu disangsikan lagi bahwa inflasi
memperlakukan tidak adil kepada pemberi pinjaman tanpa riba. Ini berarti bahwa
suatu kegiatan atau perilaku individu, kelompok atau lembaga yang jelasjelas
menggerogoti nilai nil uang dalam suatu masyarakat Islam mestinya diangkat
sebagai isu nasional dan mendapat perhatian yang sepenuhnya. Meskipun demikian,
masih ada tujuan-tujuan lain yang sama pentingnya atau sama besarnya.
Kalaupun terjadi konflik yang tidak bisa dielakkan lagi
dalam merealisasikan tujuan-tujuan ini, sementara kompromi tidak bisa dielakkan
lagi, maka tujuan untuk menstabilkan nilai riil bagi uang mungkin dapat
ditangguhkan untuk sementara waktu kecuali jika kerusakan yang diakibatkan oleh
penangguhan harus mengorbankan realisasi tujuan-tujuan nasional lain. Lagi pula
penangguhan semacam itu hanya boleh dilakukan dalam keadaan yang benar-benar
perlu dan tidak boleh menjadi ciri yang melekat dari
kebijaksanaan-kebijaksanaan masyarakat Islam.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa wajib bagi
masyarakat Islam untuk mewujudkan keuangan, fiskal dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan pendapatan yang sehat dan melakukan pengendalian
langsung bila mana diperlukan, termasuk pengendalian harga untuk meminimalisir
penggerogotan nilai riil uang guna mencegah satu kelompok masyarakat secara
sadar ataupun tidak memperdaya pihak lain dan menjarah norma-norma Islam akan
kejujuran dan keadilan dalam ukuran. Ini tidak berarti bahwa masyarakat Islam,
secara individual ataupun kolektif, dapat menstabilkan nilai mata uang mereka
atas dasar upaya mereka sendiri. Di dunia yang kenyataannya semua negara sudah
saling tergantung dan kenyataan bahwa kebijaksanaan-kebijaksanaan moneter dan
fiskal beberapa negara industri utama sangat berpengaruh pada instabilitas
harga, hampir tidak mungkin bagi perekonomian yang kecil dan terbuka dari
masing-masing masyarakat Islam untuk mencapai stabilitas yang diinginkan kecuali
jika negaranegara industri utama juga mengikuti kebijaksanaan yang sehat itu.
Meskipun demikian, apa yang diinginkan adalah bahwa
suatu masyarakat Islam mestinya tetap kukuh dalam pendirian untuk ikut
memberikan sumbangan apapun yang bisa dilakukan demi mencapai tujuan ini
Inflasi menyebabkan perlunya kontrol harga dan subsidi Menurut Chapra, inflasi
telah merebak, namun pada mulanya hal ini juga dijustifikasi. Kurva Phillips
telah menyediakan rasionalitas yang diperlukan bagi para pembuat kebijakan dalam
bentuk hubungan negatif antara inflasi di satu pihak dan pertumbuhan yang lebih
tinggi serta kesempatan kerja di pihak yang lain.
Mayoritas ekonom Keynesian kurang prihatin pada inflasi
dan mereka tetap menggalakkan kebijakan-kebijakan ekspansioner selama periode
pasca-Perang Dunia Kedua. Prof Henry Bruton, dalam rangkaian ceramahnya yang
disampaikan di Universitas Bombay pada tahun 1961 menyatakan bahwa "kita
dapat membuat inflasi menjadi suatu instrumen kebijakan dan bukannya mengontrol
inflasi sebagai tujuan kebijakan". Tentu saja peringatan-peringatan
diarahkan kepada mismanagement moneter dengan menyatakan bahwa "terlalu
banyak mencetak uang hanya akan menimbulkan bahaya".
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar